i was born in the evening,

menjelang senja,

jam 5 sore menurut ibuku,

tuesday pahing menurut kalender jawa,

and then 20 minutes later lahirlah adik perempuanku,

javaness said “dhampit”,

artinya anak kembar laki-perempuan.

Masa kecil dulu,

dalam benakku, dunia penuh warna,

barat hijau utara hitam timur kuning selatan putih,

senin putih selasa coklat rabu hijau kamis kuning jumat merah sabtu biru minggu transparan.

Kalau dengar musik itu ada rasanya juga lho,

ada yg manis, asin, sepet, kecut, bahkan ada yg gurih….

I’m vegetarian,

tanda2nya muncul setelah umur 5 thn lewat,

kala itu kalau ke pasar ikan pasti mau muntah,

gak tahan bau amis,

lama2 kalau makan daging juga jadi muntah,

sejak itu aku vegetarian,

tapi masih bisa makan telur dan minum susu,

asal enggak amis.

kalau tetep amis (maaf) muntah juga.

Salah satu cara mengurangi amis pada susu dg kopi atau coklat.

Daun seledri juga bisa.

Dulu ibuku kalau merebus susu sapi dikasi daun seledri.  Waktu aku masih balita ibuku berlangganan susu sapi.

Tiap jam 9 pagi milkman datang dan karena bapak-ibuku kerja yang ada di rumah aku dan adikku dan asisten rumah, kakak2ku pada sekolah.

Tugasku menerima botol susu yang bentuknya khas itu dan menuangkannya ke panci yang sudah disiapkan ibuku, lalu menutupnya, lalu botol aku kembalikan ke milkman. Nanti ibuku yang merebus susu sapi itu dikasi daun seledri.

Kalau musim kemarau sehabis panen padi, aku sama temen2 dulu suka main layangan di sawah, trus dikasi “kupon”, itu alat yang bisa meluncur ke atas di benang layangan dan bisa dikasi potongan2 kertas, nanti di atas potongan2 kertas itu akan dilepas sehingga terbawa angin kemana2 lalu alat “kupon” itu meluncur balik ke bawah.

Kalau musim jangkrik, aku sama temen2 cari jangkrik dan cliring, semacam jangkrik tapi tubuhnya lebih kecil dan bunyinya enggak krik…krik…krik.. tapi clingker….clingker….clingker…..

Enggak jauh dari rumah ada stasiun, kadang2 sama temen2 cari paku lalu ditaruh di rel kereta api biar tergilas jadi pipih, lalu dibuat pisau2an kecil. Tapi kalau ada pegawai stasiun biasanya dimarahi, lalu naruhnya agak jauh dari stasiun.

Kalau bulan puasa, aku sama temen2 kuat2an puasa,  kalau kuat  sehari penuh bangga. Tapi kadang2 cuma setengah hari.  Menjelang bedug magrib biasanya ke sawah lihat ke langit sebelah barat “ngadhang glendhung” atau “ngadhang dhung”, petasan besar yang bentuknya bulat seperti bola yang diluncurkan ke angkasa dari depan masjid besar kauman sebagai tanda waktu magrib telah tiba. Biasanya pabrik minyak kelapa di dekat rumah juga membunyikan sirene tanda magrib. Setelah buka puasa biasanya ramai2 shalat tarawih. Tarawihnya kadang2 di langgar deket rumah, kadang2 di masjid.   Tapi setelah aku agak besar “glendhung” itu sudah tidak pernah ada lagi karena katanya dilarang pemerintah.

Aku dulu pernah sekolah di ugm, pernah gabung di BEM, lalu gabung di pecinta alam, juga jadi senator di fakultas, juga jadi asisten di bbrp lab., juga jadi tukang foto wisudaan hehehe……lumayan nambah2 uang saku.

Aku suka musik: jazz, keroncong; suka juga motret, jalan2. Di pecinta alam hobiku itu bisa terlampiaskan